Tinggalkan Komentar Anda


Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tehoru

Pemerintah saat ini diharapkan mampu memberikan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terjangkau untuk masyarakat. Pembangunan pukesmas yang memadai dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang murah dan jarak yang terjangkau.

Pembangunan Sumberdaya Manusia (SDM) di Kecamatan Tehoru

Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. Manusia merupakan subjek sekaligus objek dari pembangunan, sehingga keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat tercemin dari seberapa besar peningkatan kwalitas manusia di daerah tersebut, kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat di tinjaukan dengan melihat perkembangan Indeks pembangunan manusia (IPM) yang meng cerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Pemerintahan Kecamatan Tehoru

Sejak diberilakunya peraturan pemerintah tentang desa adat , perubahan pun terjadi pada sistem pemerintahan desa di Kecamatan Tehoru, melalui terjadinya perubahan pada sistem pemerintahan, perubahan tersebut juga terjadi pada Aparat pemerintah, yang awalnya dikenal dengan kepala desa (KADES) diganti dengan Raja Negeri. Bukan hanya itu, sekarang dikenal dengan adanya Saniri, Kepala SOA dan sebagainya.

Geografi dan Iklim Kecamatan Tehoru

Kecamatan Tehoru merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah. Luas wilaya kecamatan Tehoru kurang lebih 534,22 Km2 . secara astronomis kecamatan Tehoru terletak pada 3° 08 - 3 ° 41 lintas selatan dan 129°32 - 129°91 bujur timur

Demografi Penduduk Kecamatan Tehoru

Jumlah penduduk Kecamatan Tehoru mencapai 34,5 ribu jiwa pada tahun 2005. Angka ini mengalami pegeseran dan pada tahun 2010 diperkirakan menurun menjadi 28,2 ribu jiwa.

Saturday, August 22, 2015

Gunung Tertinggi Di Maluku


GUNUNG BINAIYA

Gunung Binaia atau Binaiya atau Binaija adalah sebuah gunung yang terletak di Pulau Seram, Maluku di negara Indonesia. Gunung Binaiya merupakan gunung  tertinggi di Provinsi Maluku dengan ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl) masuk ke dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Provinsi Maluku. Gunung ini membentang di Pulau Seram dan masuk ke  dalam lingkup Taman Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 hektar, atau sekitar 20% wilayah Pulau Seram. Gunung Binaiya juga dikenal dengan nama 'Mutiara Nusa Ina'. Gunung Binaiya mempunyai Hutan Montane dan Hutan Ericaceous.

      A.    Pendakian


Untuk mengakses lokasi ini bisa dilakukan dari ibukota provinsi Maluku, Ambon, menggunakan jasa angkutan bus menuju Pelabuhan Tulehu. Setiba di Tulehu, dilanjutkan menyeberang selat dengan menggunakan jasa speedboat menuju Pulau Seram, tepatnya di Pelabuhan Wahai. Dari Wahai perjalanan dilanjutkan menuju lokasi pendakian selama sekitar 6 jam. Pendakian Gunung Binaiya dapat dilakukan melalui dua jalur pendakian, yakni jalur utara dan jalur selatan. Kedua jalur ini bertemu di Desa Kanikeh yang merupakan desa terakhir sebelum menuju puncak Gunung Binaiya. Pendakian melalui jalur utara memakan waktu selama 2 hari perjalanan dengan melewati 2 desa yaitu Desa Huaulu, dan Desa Roho. Jalur selatan juga melewati 2 desa yaitu Desa Moso dan Desa Manusela. Kedua jalur tersebut akan bertemu di Desa Kanikeh. Di sini pendaki wajib mengadakan upacara adat sebagai syarat untuk mendaki gunung Binaiya.

Dari Kanikeh, perjalanan dilanjutkan menuju Waiansela. Perjalanan menuju Waiansela kurang lebih memakan waktu 4-6 jam, melewati jalur yang berlumpur dan akan menemukan beberapa anak sungai. Dari Waiansela pendaki akan menuju Waihuhu yang memakan waktu 4-6 jam juga. Di jalur ini pendaki akan menemukan banyak bekas jebakan hewan dan pepohonan berukuran raksasa yang diselimuti lumut dan berbagai jenis anggrek. Dari Waihuhu, pendaki akan menuju pos terakhir sebelum mencapai Puncak Binaiya, yaitu Waipuku. Jalur menuju Waipuku sangat terjal dan dipenuhi bebatuan yang mudah longsor. Tumbuhan di sekitar Waipuku didominasi oleh tumbuhan kerdil. Pos terakhir ini berada pada daerah yang cukup terbuka sehingga angin bertiup cukup kencang. Perjalanan ke puncak dihiasi padang pakis Binaiya yang merupakan tumbuhan endemik Binaiya. Dari sini Puncak Binaiya sudah terlihat dan tidak terlalu jauh. Kurang lebih 1 jam perjalanan untuk mencapai puncak dengan medan yang sangat terjal. Dari puncak, pendaki dapat melihat keindahan Taman Nasional Manusela yang membentang luas di bawah.

Musim hujan di daerah ini biasanya terjadi sepanjang bulan November-April, sehingga pendakian sebaiknya dilakukan pada bulan Mei-Oktober yang merupakan musim kemarau. Persiapan yang sangat matang juga wajib dilakukan karena jalur pendakian Gunung Binaiya terkenal dengan jalurnya yang terjal dan panjang. Total waktu tempuh yang dibutuhkan pendaki saat mendaki Gunung Binaiya sekitar 10-15 hari. Namun, justru itu yang menjadi daya tarik bagi para pendaki.

      B.     Peliputan Media dan Biaya yang Besar


Sejak Tahun 2010, pendakian Gunung Binaiya memakan biaya yang besar. Selain biaya transportasi dari Kota Ambon ke lokasi pendakian, pendaki juga akan mengeluarkan biaya yang besar dari desa terakhir sampai di puncak. Biaya-biaya itu antara lain adalah biaya adat, buku tamu, penginapan, pemandu, serta pengangkutan barang yang jika ditotal lebih dari satu juta rupiah. Peraturan ini mulai berlaku pada akhir tahun 2010, dan berlaku bagi siapa saja yang hendak melakukan kegiatan di lokasi tersebut. Menurut sumber dari organisasi-organisasi pecinta alam di Ambon, lahirnya peraturan tersebut dikarenakan kegiatan peliputan budaya yang dilakukan oleh sebuah media di daerah tersebut. Untuk melancarkan kegiatannya maka media tersebut mengeluarkan banyak uang tanpa diminta untuk mendukung kegiatan mereka. Sebelum media masuk, para pendaki yang biasanya melakukan kegiatan di gunung ini tidak menegeluarkan biaya sedikit pun, cukup dengan barter barang, sudah bisa menggunakan jasa orang setempat untuk menemani naik ke puncak gunung.

      C.      Akses Mencapai Lokasi

Untuk mecapai perjalanan menuju Gunung Binaya anda dapat melalui perjalanan lewat darat dapat dilakukan dari Ambon ke Tulehu dengan waktu tempuh 45 menit. Selanjutnya dari Tulehu ke Amahai dapat dicapai dengan long boat cepat yang memerlukan waktu 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Amahai ke Tehoru dilakukan lewat jalan darat selama kurang lebih 3 jam lamanya.

Sumber :
      1.      id.wikipedia.org








Budaya Masyarakat Seram Selatan



Kita tahu bahwa Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung lama bahkan turun-temurun diwariskan dari generasi kegenerasi sehingga membentuk norma-norma dalam masyarakat yang mengatur perilaku dari warga masyarakat di suatu daerah. Dalam adat istiadat terkandung serangkaian nilai yang dipelihara dan dijaga keluhurannya sehingga menjadi pandangan hidup dan tumbuh menjadi keyakinan dalam masyarakat kita di Seram Selatan Khususnya di Kecamatan Tehoru dan Teluti yang berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Apa sih Kebudayaan Yang Hidup Di Seram Selatan


Kalau kita perhatikan pola kebudayaan masyarakat Seram selatan khususnya di Dua Kecamatan ini yakni Tehoru dan teluti yang dari dulu sampai sekarang masih terpelihara sampai sekarang, kalau penulis ceritakan semua bisa-bisa 1001 malam baru selesai menulis artikel ini. Jadi saya ambil garis-garis besarnya saja.
Pola kehidupan masyarakat desa sangat intim antara individu dengan individu yang lain. Seperti ketika sebuah keluarga tertimpa musibah, misalnya salah satu keluarganya meninggal dunia. Maka tanpa adanya sosialisasi pun mereka dengan sendirinya ikut merasakan kesedihan keluarga tersebut atau ikut simpati. Bukti konkrit dari hal tersebut adalah dengan adanya tahlilan pada hari ketiga setelah meninggalnya salah satu keluarga, kemudian tahlilan hari ketujuh, dan tahlilan hari ke empat puluh.

Hal demikian merupakan wujud kepedulian masyarakat desa yang begitu tinggi dengan sesamanya. Sampai sekarang fenomena tersebut masih berlaku di Setiap desa yang ada di Kecamatan Tehoru maupun dikecamatan Teluti. Oh ya Tidak hanya rasa simpati yang ditunjukkan masyarakat desa, namun gotongroyong dalam pembangunan rumah sebuah keluarga, masyarakat yang lain tanpa dimintai pertolongan mereka akan membantu dengan ikhlas. Contoh lain juga dalam hal gontongroyong misalnya kerja sisi kelapa, kerja bakti yang diadakan oleh kampung, hajatan si kecil khitanan dan pernikahan yang dimana masyarakat berbondong-bondong mendirikan sabua (tenda)sampai dengan dekorasi ruangan, bagi ibu-ibu dan para gadis membantu menyediakan hidangan untuk disantap hari H dan malamnya ditutup dengan acara melantai bersama atau joget(kalau acara joget sih penulis biar tidak diundang datang sendiri bahkan yang paling duluan datangnya,,hehehe) serta masih banyak lagi contoh yang belum sempat penulis utarakan.
Prinsip Kepedulian inilah yang membuat hubungan sosial pada masyarakat di pedesaan menjadi terjaga sehingga mempersatukan masyarakat punya hubungan silaturahmi dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama semakin erat tiap generasi karena rasa sodaritas yang tinggi dalam kehidupan masyarakat terhadap sesama.




Sumber:
1. Opini Penulis
 

Friday, August 21, 2015

lagu Merana Voc. HITUNUSA GRUOP


Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)
© 2012  Musik Teluti

lagu ini merupakan bentuk kekecewan terhadap seorang pasangan yang tidak ada keseriusan sehingga terjadi keretakan pada sebuah hubungan kedua insan. semoga dengan lagu ini dapat mengobat kegalaun tersebut.
 

lagu Nona Tehoru Voc. Ucok feat Ghita


Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)

© 2012  Musik Teluti

Lagu nona tehoru merupakan kisah seorang pemuda yang sangat mencintai seorang perempuan Tehoru. alkisah dimulai dari pandangan pertama di Plasa Masohi namun sayang nona tehoru sudah terikat pernikahan dengan lelaki yang lain.

Lagu Bulan Purnama Voc. Ucok H


Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)

© 2012  Musik Teluti

Lagu bulan purnama ini merupakan bentuk penantian seorang kekakasih yang di nyayikan oleh abang Ucok dengan goyang khas sehingga membuat lagu ini tidak diragukan lagi untuk ditonton.

Lagu Nona Banda Boc. Androx


Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)

© 2012  Musik Teluti

Lagu ini merupakan kisah kerinduan nyong tehoru terhadap seorang nona banda yang jauh disana dan lagu ini sendiri mungkin bentuk kisah nyata dari vokalisnya sendiri.

Thursday, August 20, 2015

Gerbang Utama Memasuki Ibu Kota Kecamatan


Untuk mecapai perjalanan menujuh Ibu Kota Kecamatan yakni Tehoru, bila anda mulai star dari Kota Ambon maka perjalanan lewat darat dapat dilakukan dari Ambon ke Tulehu dengan waktu tempuh 45 menit. Selanjutnya dari Tulehu ke Amahai dapat dicapai dengan long boat cepat yang memerlukan waktu 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Amahai ke Tehoru dilakukan lewat jalan darat selama kurang lebih 3 jam lamanya.

Lagu Alifuru Voc. Hitunusa Gruop



Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)

© 2012  Musik Teluti

Lagu hitunusa Gruop mengambarkan adat istiadat di Seram Selatan kecamatan Tehoru yang sangat harmonis dan persaudaran yang kekal. 

lagu Tehoru Sayang Voc. Ucok Hatapayo




Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)

© 2012  Musik Teluti

Wednesday, August 19, 2015

Kecamatan Teluti


A. Pengertian Kecamatan Teluti

Kecamatan Teluti  merupakan Kecamatan yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah yang 10 negeri terpisah dari kecamatan Tehoru dan Wolu sampai dengan di daulatkan oleh Pemda Maluku Tengah di masa kepemimpinan Ir. Abdullah Tuasikal.M.Si serta Ibu Kota Kecamatan Terletak di Desa Laimu.

B. Letak Geografi

Kecamatan Teluti secara geografi berbatasan dengan Kecamatan Tehoru di sebela utara dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wernama.

 C. Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Teluti +900KK (5000 jiwa) dan memiliki marga yang berbeda-beda yakni: Yapono, Wakano, Toyo, Hayoto, Mualo, Kumkelo, Soa, Wattimena, Wattimuri, Kohonusa, Lamasano, Tamamala, Welemuli, Walalohun, Souhoka, Marasabesi, Al-Maskati, dan lain-lain

Sumber :
wikimapia.org

Taman Terindah di Maluku




Taman Nasional Manusela


A.        Pengertian Taman Nasional 

Taman Nasional Manusela adalah taman nasional yang terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia. Gunung Binaya, dengan ketinggian 3.027 meter, merupakan gunung tertinggi di taman ini. Terdapat sekitar 117 spesies burung, 14 diantaranya endemik, seperti Nuri Bayan, Kasturi tengkuk-ungu, Kakatua Maluku, Todiramphus lazuli, Todiramphus sanctus, Philemon subcorniculatus dan Alisterus amboinensis. 

Taman Nasional Manusela merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.

Taman Nasional Manusela dikenal sebagai objek wisata alam dengan daya tarik tersendiri dengan pemandangan alam yang indah dan menarik serta topografi berbukit-bukit di antaranya tepi Markele, lembah Manusela, tepi Kobipoto, dataran Mual sebelah utara dan lembah Wae Kawa di sebelah selatan. Atraksi yang bisa dinikmati adalah menjelajah hutan, panjat tebing, pengamatan satwa/tumbuhan.


Kawasan Taman Nasional Manusela banyak memiliki keunikan dan kekhasan, seperti lembah Manusela dengan pemandangan alamnya yang menarik dan keadaan iklimnya yang segar dan menyenangkan, lembah Piliana yang kaya akan jenis kupu-kupu, Sawai dengan aneka karang lautnya yang indah sangat cocok untuk kegiatan snorkeling.

Di kawasan Taman Nasional Manusela banyak ditemukan bunga anggrek, bunga bangkai (Rafflesia sp.), hutan yang khas dan indah, vegetasi alpin dan pakis endemik yang sangat disukai rusa karena merupakan pakan rusa yang enak. Selain itu, Taman Nasional Manusela dapat dimanfaatkan sebagai sarana/tempat penelitian lapangan karena keanekaragaman flora dan fauna langka dan endemik, penelitian farmasi (jenis tanaman obat-obatan) serta penelitian jenis tanaman yang merupakan makanan alternatif bagi masyarakat.

      B.     Keragaman Hayati

Beberapa jenis tumbuhan di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau (Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.), pulai (Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus sp.), meranti (Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai (Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek, dan pakis endemik (Chintea binaya).
Sekitar 117 jenis burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri raja/nuri ambon (Alisterus amboinensis).

Burung kakatua seram dan kalong seram (Pteropus ocularis) merupakan salah satu satwa endemik Maluku, yang keberadaannya terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan penyusutan habitatnya. Satwa lainnya di taman nasional ini adalah rusa (Cervus timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger orientalis orientalis), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus celebensis), luwak (Pardofelis marmorata), kadal panama (Tiliqua gigas gigas), duyung (Dugong dugon), penyu hijau (Chelonia mydas), dan berbagai jenis kupu-kupu. Satwa marsupial yang terancam atau sudah punah antara lain bandikot seram (Rhynchomeles prattorum). 

Pulau Seram hanya memiliki delapan jenis mamalia terestrial yang asli Seram terdiri dari tiga jenis Marsupial, yaitu bandicoot/mapea (Rhyncomeles prattorum), Kusu/Kuskus (Spilocuscus maculatus dan Phalanger orientalis) dan lima jenis Rodensia, yaitu Melomys aerosus, Melomys fulgens, Melomys fraterculus, Rattus ceramicus dan Rattus feliceus.

Di Taman Nasional Manusela dapat dijumpai jenis mamalia yang lebih besar seperti Rusa (Cervus timorensis), babi hutan (Sus scrofa dan S. Celebebsis), anjing liar (Canis familiar), kucing liar (Felis catus) dan musang (Paradoxurus hermaphroditus, Vivera tangulunga).

Ada 26 jenis kelelawar di kawasan Taman Nasional Manusela antara lain Rousettus amplixicaudus, Pteropus melaopogon, Pteropus ocularis dan Macroglossus minimus (Macdenald et al., 1993).
Studi tentang reptilia di pulau Seram masih jarang. Penelitian yang dilakukan pada Ekspedisi Operation Raleigh di kawasan Taman Nasional Manusela menemukan 46 jenis reptilia, terdiri dari kura-kura air tawar (1 jenis), penyu laut (4 jenis), buaya (1 jenis), kadal (24 jenis) dan ular (17 jenis) (Edgar dan Lilley, 1993).

Tingkat endemisme reptil di pulau Seram termasuk rendah, hanya satu jenis kadal endemik Seram, yaitu Dibamus seramensis. Terdapat pula Soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), Dua jenis ular Calamaria ceramensis dan Thyphlops kraai walaupun sedikit ditemukan juga di pulau-pulau sekitarnya. Buaya (Crocodylus porousus) sering dijumpai di sungai Wae Toluarang dan Wae Mual.

       C.    Penduduk

Masyarakat desa Manusela, Ilena Maraina, Selumena, dan Kanike, merupakan enclave di dalam kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat tersebut telah lama berada di desa-desa tersebut, dan percaya bahwa gunung-gunung yang berada di taman nasional dapat memberikan semangat dan perlindungan dalam kehidupan mereka. Kepercayaan mereka secara tidak langsung akan membantu menjaga dan melestarikan taman nasional.

      D.    Monografi

Terdapat sungai-sungai yang mengalir deras, dengan konfigurasi topografi terjal, enam buah gunung/bukit dengan Gunung Binaya yang tertinggi (± 3.027 meter dpl).

      E.     Akses Mencapai Lokasi

Taman Nasional Manusela dapat dicapai melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau melalui pantai Selatan (Tehoru dan Moso). Route dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai pendakian, karena kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi menggunakan ferry setiap hari sekitar delapan jam, dilanjutkan ke Saka menggunakan mobil sekitar dua jam, dan ke Wahai menggunakan speed boat sekitar dua jam. Atau, dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut sekitar 24 jam (3 x seminggu). Dari Masohi ke Tehoru menggunakan kapal motor sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke Moso dan Desa Saunulu.

Untuk lebih detail perjalanan menuju Taman Nasional Manusela (TNM) dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Perjalanan lewat darat dapat dilakukan dari Ambon ke Tulehu dengan waktu tempuh 45 menit. Selanjutnya dari Tulehu ke Amahai dapat dicapai dengan long boat cepat yang memerlukan waktu 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Amahai ke Tehoru dilakukan lewat jalan darat selama 3 jam selanjutnya diteruskan dengan speed boat ke Saunulu/Mosso selam 30-60 menit. Pengunjung dapat pula memilih rute perjalanan darat menuju taman nasional bagian utara. Rute ini ditempuh dari Amahai ke Saleman melewati Masohi yang membutuhkan waktu 3 jam dilanjutkan dengan speed boat menuju Wahai yang memakan waktu 2 jam.
  2. Lewat pantai selatan, TNM ditempuh melalui kota Ambon ke Tehoru-Saunulu-Mosso dengan kapal motor yang memakan waktu 9 jam. Jadwal kapal motor berjalan adalah 4 kali dalam seminggu. Perjalanan selanjutnya ke lokasi taman nasional hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki.
  3. Perjalanan memasuki TNM dari Saunulu/Mosso dilakukan dengan jalan kaki melalui jalan setapak dan mendaki tebing-tebing pegunungan sehingga pemandu dan pembawa barang sangat diperlukan.
  4. Dari sisi utara, kawasan TNM dapat ditempuh melalui jalan trans-Seram dari Wahai ke Sasarata. Rute ini dapat dilalui roda empat. Selanjutnya dari Sasarata menuju kawasan taman nasional bagian tengah/selatan dapat ditempuh dengan jalan kaki menuju jalan setapak yang menghubungkan Kaloa-Hatuolo Maraina, dan Manusela. Perjalanan ini memerlukan waktu kurang lebih 2 hari.
  5. Dari Ambon ke Saleman-Wahai dapat ditempuh dengan menggunakan kapal motor yang memakan waktu 24 jam. Kapal motor ini memiliki jadwal perjalanan 3 kali seminggu. Perjalanan dari Wahai ke lokasi taman nasional dapat ditempuh dengan jalan kaki
  6. Apabila pengunjung membawa kendaraan roda empat, perjalanan dilakukan dari Ambon ke Liang dengan waktu tempuh ± 1,5 jam. Selanjutnya dari Liang ke Kairatu ditempuh selama ± 2 jam dengan menggunakan ferry. Dari Kairatu ke Saka ditempuh dengan jalan darat selama ± 3,5 jam.
  7. Rute terbaru untuk menuju Taman Nasional bagian utara yaitu dari Ambon bisa langsung menggunakan pesawat Merpati jenis twin otter Menuju ke Wahai, dari Wahai ke Sasarata dan selanjutnya perjalanan dilakukan dengan jalan kaki menuju kawasan.

        F.     Potensi Wisata

1.      Tepi Merkele, Tepi Kabipoto, Wae Kawa
Cocok untuk yang hobi Menjelajahi hutan, panjat tebing, pengamatan satwa/tumbuhan.
2.      Pasahari
Merupakan tempat pengamatan satwa rusa dan burung.
3.      Wai Isal
Lokasi yang cocok untuk Berkemah, menjelajahi hutan, pengamatan satwa/tumbuhan.
4.      Pilana
Lokasi untuk pengamatan kupu-kupu dan menjelajahi hutan.
5.      Gunung Binaya
Surga bagi yang hobi dalam bidang pendakian, menjelajahi hutan dan air terjun.


Sumber :
1.         id.wikipedia.org
2.         wisatamaluku.wordpress.com