Taman Nasional Manusela
A. Pengertian Taman Nasional
Taman Nasional Manusela
adalah taman nasional yang terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia. Gunung
Binaya, dengan ketinggian 3.027 meter, merupakan gunung tertinggi di taman ini.
Terdapat sekitar 117 spesies burung, 14 diantaranya endemik, seperti Nuri
Bayan, Kasturi tengkuk-ungu, Kakatua Maluku, Todiramphus lazuli, Todiramphus sanctus,
Philemon subcorniculatus dan Alisterus amboinensis.
Taman Nasional Manusela
merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran
rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di
taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan
hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.
Taman Nasional Manusela
dikenal sebagai objek wisata alam dengan daya tarik tersendiri dengan
pemandangan alam yang indah dan menarik serta topografi berbukit-bukit di
antaranya tepi Markele, lembah Manusela, tepi Kobipoto, dataran Mual sebelah
utara dan lembah Wae Kawa di sebelah selatan. Atraksi yang bisa dinikmati
adalah menjelajah hutan, panjat tebing, pengamatan satwa/tumbuhan.
Kawasan Taman Nasional
Manusela banyak memiliki keunikan dan kekhasan, seperti lembah Manusela dengan
pemandangan alamnya yang menarik dan keadaan iklimnya yang segar dan
menyenangkan, lembah Piliana yang kaya akan jenis kupu-kupu, Sawai dengan aneka
karang lautnya yang indah sangat cocok untuk kegiatan snorkeling.
Di kawasan Taman
Nasional Manusela banyak ditemukan bunga anggrek, bunga bangkai (Rafflesia
sp.), hutan yang khas dan indah, vegetasi alpin dan pakis endemik yang sangat
disukai rusa karena merupakan pakan rusa yang enak. Selain itu, Taman Nasional
Manusela dapat dimanfaatkan sebagai sarana/tempat penelitian lapangan karena
keanekaragaman flora dan fauna langka dan endemik, penelitian farmasi (jenis
tanaman obat-obatan) serta penelitian jenis tanaman yang merupakan makanan
alternatif bagi masyarakat.
B.
Keragaman Hayati
Beberapa jenis tumbuhan
di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau
(Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.),
pulai (Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus
sp.), meranti (Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai
(Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek,
dan pakis endemik (Chintea binaya).
Sekitar 117 jenis
burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik
seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam
(L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli
dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri
raja/nuri ambon (Alisterus amboinensis).
Burung kakatua seram
dan kalong seram (Pteropus ocularis) merupakan salah satu satwa endemik Maluku,
yang keberadaannya terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan
penyusutan habitatnya. Satwa lainnya di taman nasional ini adalah rusa (Cervus
timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger orientalis orientalis), soa-soa
(Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus celebensis), luwak (Pardofelis
marmorata), kadal panama (Tiliqua gigas gigas), duyung (Dugong dugon), penyu
hijau (Chelonia mydas), dan berbagai jenis kupu-kupu. Satwa marsupial yang
terancam atau sudah punah antara lain bandikot seram (Rhynchomeles prattorum).
Pulau Seram hanya
memiliki delapan jenis mamalia terestrial yang asli Seram terdiri dari tiga
jenis Marsupial, yaitu bandicoot/mapea (Rhyncomeles prattorum), Kusu/Kuskus
(Spilocuscus maculatus dan Phalanger orientalis) dan lima jenis Rodensia, yaitu
Melomys aerosus, Melomys fulgens, Melomys fraterculus, Rattus ceramicus dan
Rattus feliceus.
Di Taman Nasional
Manusela dapat dijumpai jenis mamalia yang lebih besar seperti Rusa (Cervus
timorensis), babi hutan (Sus scrofa dan S. Celebebsis), anjing liar (Canis
familiar), kucing liar (Felis catus) dan musang (Paradoxurus hermaphroditus,
Vivera tangulunga).
Ada 26 jenis kelelawar
di kawasan Taman Nasional Manusela antara lain Rousettus amplixicaudus,
Pteropus melaopogon, Pteropus ocularis dan Macroglossus minimus (Macdenald et
al., 1993).
Studi tentang reptilia
di pulau Seram masih jarang. Penelitian yang dilakukan pada Ekspedisi Operation
Raleigh di kawasan Taman Nasional Manusela menemukan 46 jenis reptilia, terdiri
dari kura-kura air tawar (1 jenis), penyu laut (4 jenis), buaya (1 jenis),
kadal (24 jenis) dan ular (17 jenis) (Edgar dan Lilley, 1993).
Tingkat endemisme
reptil di pulau Seram termasuk rendah, hanya satu jenis kadal endemik Seram,
yaitu Dibamus seramensis. Terdapat pula Soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), Dua
jenis ular Calamaria ceramensis dan Thyphlops kraai walaupun sedikit ditemukan
juga di pulau-pulau sekitarnya. Buaya (Crocodylus porousus) sering dijumpai di
sungai Wae Toluarang dan Wae Mual.
C.
Penduduk
Masyarakat desa
Manusela, Ilena Maraina, Selumena, dan Kanike, merupakan enclave di dalam
kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat tersebut telah lama berada di
desa-desa tersebut, dan percaya bahwa gunung-gunung yang berada di taman
nasional dapat memberikan semangat dan perlindungan dalam kehidupan mereka.
Kepercayaan mereka secara tidak langsung akan membantu menjaga dan melestarikan
taman nasional.
D.
Monografi
Terdapat sungai-sungai
yang mengalir deras, dengan konfigurasi topografi terjal, enam buah
gunung/bukit dengan Gunung Binaya yang tertinggi (± 3.027 meter dpl).
E.
Akses Mencapai Lokasi
Taman Nasional Manusela
dapat dicapai melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau melalui pantai
Selatan (Tehoru dan Moso). Route dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai
pendakian, karena kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi menggunakan
ferry setiap hari sekitar delapan jam, dilanjutkan ke Saka menggunakan mobil
sekitar dua jam, dan ke Wahai menggunakan speed boat sekitar dua jam. Atau,
dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut sekitar 24 jam (3 x seminggu). Dari
Masohi ke Tehoru menggunakan kapal motor sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke
Moso dan Desa Saunulu.
Untuk lebih detail
perjalanan menuju Taman Nasional Manusela (TNM) dapat diuraikan sebagai
berikut:
- Perjalanan lewat darat dapat dilakukan dari Ambon ke Tulehu dengan waktu tempuh 45 menit. Selanjutnya dari Tulehu ke Amahai dapat dicapai dengan long boat cepat yang memerlukan waktu 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Amahai ke Tehoru dilakukan lewat jalan darat selama 3 jam selanjutnya diteruskan dengan speed boat ke Saunulu/Mosso selam 30-60 menit. Pengunjung dapat pula memilih rute perjalanan darat menuju taman nasional bagian utara. Rute ini ditempuh dari Amahai ke Saleman melewati Masohi yang membutuhkan waktu 3 jam dilanjutkan dengan speed boat menuju Wahai yang memakan waktu 2 jam.
- Lewat pantai selatan, TNM ditempuh melalui kota Ambon ke Tehoru-Saunulu-Mosso dengan kapal motor yang memakan waktu 9 jam. Jadwal kapal motor berjalan adalah 4 kali dalam seminggu. Perjalanan selanjutnya ke lokasi taman nasional hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki.
- Perjalanan memasuki TNM dari Saunulu/Mosso dilakukan dengan jalan kaki melalui jalan setapak dan mendaki tebing-tebing pegunungan sehingga pemandu dan pembawa barang sangat diperlukan.
- Dari sisi utara, kawasan TNM dapat ditempuh melalui jalan trans-Seram dari Wahai ke Sasarata. Rute ini dapat dilalui roda empat. Selanjutnya dari Sasarata menuju kawasan taman nasional bagian tengah/selatan dapat ditempuh dengan jalan kaki menuju jalan setapak yang menghubungkan Kaloa-Hatuolo Maraina, dan Manusela. Perjalanan ini memerlukan waktu kurang lebih 2 hari.
- Dari Ambon ke Saleman-Wahai dapat ditempuh dengan menggunakan kapal motor yang memakan waktu 24 jam. Kapal motor ini memiliki jadwal perjalanan 3 kali seminggu. Perjalanan dari Wahai ke lokasi taman nasional dapat ditempuh dengan jalan kaki
- Apabila pengunjung membawa kendaraan roda empat, perjalanan dilakukan dari Ambon ke Liang dengan waktu tempuh ± 1,5 jam. Selanjutnya dari Liang ke Kairatu ditempuh selama ± 2 jam dengan menggunakan ferry. Dari Kairatu ke Saka ditempuh dengan jalan darat selama ± 3,5 jam.
- Rute terbaru untuk menuju Taman Nasional bagian utara yaitu dari Ambon bisa langsung menggunakan pesawat Merpati jenis twin otter Menuju ke Wahai, dari Wahai ke Sasarata dan selanjutnya perjalanan dilakukan dengan jalan kaki menuju kawasan.
F.
Potensi Wisata
1.
Tepi
Merkele, Tepi Kabipoto, Wae Kawa
Cocok untuk yang hobi Menjelajahi hutan, panjat tebing, pengamatan
satwa/tumbuhan.
2.
Pasahari
Merupakan tempat pengamatan satwa rusa dan burung.
3.
Wai
Isal
Lokasi yang cocok untuk Berkemah, menjelajahi hutan, pengamatan
satwa/tumbuhan.
4.
Pilana
Lokasi untuk pengamatan kupu-kupu dan menjelajahi hutan.
5.
Gunung
Binaya
Surga
bagi yang hobi dalam bidang pendakian, menjelajahi hutan dan air terjun.
Sumber :
1. id.wikipedia.org
2. wisatamaluku.wordpress.com
0 komentar:
Post a Comment