Saturday, August 22, 2015
Gunung Tertinggi Di Maluku
GUNUNG BINAIYA
Gunung
Binaia atau Binaiya atau Binaija adalah sebuah gunung yang terletak di Pulau
Seram, Maluku di negara Indonesia. Gunung Binaiya merupakan gunung tertinggi di Provinsi Maluku dengan
ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl) masuk ke dalam wilayah
Kabupaten Maluku Tengah. Provinsi Maluku. Gunung ini membentang di Pulau Seram
dan masuk ke dalam lingkup Taman
Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 hektar, atau sekitar 20% wilayah
Pulau Seram. Gunung Binaiya juga dikenal dengan nama 'Mutiara Nusa Ina'. Gunung
Binaiya mempunyai Hutan Montane dan Hutan Ericaceous.
A.
Pendakian
Untuk
mengakses lokasi ini bisa dilakukan dari ibukota provinsi Maluku, Ambon,
menggunakan jasa angkutan bus menuju Pelabuhan Tulehu. Setiba di Tulehu, dilanjutkan
menyeberang selat dengan menggunakan jasa speedboat menuju Pulau Seram,
tepatnya di Pelabuhan Wahai. Dari Wahai perjalanan dilanjutkan menuju lokasi
pendakian selama sekitar 6 jam. Pendakian Gunung Binaiya dapat dilakukan
melalui dua jalur pendakian, yakni jalur utara dan jalur selatan. Kedua jalur
ini bertemu di Desa Kanikeh yang merupakan desa terakhir sebelum menuju puncak
Gunung Binaiya. Pendakian melalui jalur utara memakan waktu selama 2 hari
perjalanan dengan melewati 2 desa yaitu Desa Huaulu, dan Desa Roho. Jalur
selatan juga melewati 2 desa yaitu Desa Moso dan Desa Manusela. Kedua jalur
tersebut akan bertemu di Desa Kanikeh. Di sini pendaki wajib mengadakan upacara
adat sebagai syarat untuk mendaki gunung Binaiya.
Dari
Kanikeh, perjalanan dilanjutkan menuju Waiansela. Perjalanan menuju Waiansela
kurang lebih memakan waktu 4-6 jam, melewati jalur yang berlumpur dan akan
menemukan beberapa anak sungai. Dari Waiansela pendaki akan menuju Waihuhu yang
memakan waktu 4-6 jam juga. Di jalur ini pendaki akan menemukan banyak bekas
jebakan hewan dan pepohonan berukuran raksasa yang diselimuti lumut dan
berbagai jenis anggrek. Dari Waihuhu, pendaki akan menuju pos terakhir sebelum
mencapai Puncak Binaiya, yaitu Waipuku. Jalur menuju Waipuku sangat terjal dan
dipenuhi bebatuan yang mudah longsor. Tumbuhan di sekitar Waipuku didominasi
oleh tumbuhan kerdil. Pos terakhir ini berada pada daerah yang cukup terbuka
sehingga angin bertiup cukup kencang. Perjalanan ke puncak dihiasi padang pakis
Binaiya yang merupakan tumbuhan endemik Binaiya. Dari sini Puncak Binaiya sudah
terlihat dan tidak terlalu jauh. Kurang lebih 1 jam perjalanan untuk mencapai
puncak dengan medan yang sangat terjal. Dari puncak, pendaki dapat melihat
keindahan Taman Nasional Manusela yang membentang luas di bawah.
Musim
hujan di daerah ini biasanya terjadi sepanjang bulan November-April, sehingga
pendakian sebaiknya dilakukan pada bulan Mei-Oktober yang merupakan musim
kemarau. Persiapan yang sangat matang juga wajib dilakukan karena jalur
pendakian Gunung Binaiya terkenal dengan jalurnya yang terjal dan panjang.
Total waktu tempuh yang dibutuhkan pendaki saat mendaki Gunung Binaiya sekitar
10-15 hari. Namun, justru itu yang menjadi daya tarik bagi para pendaki.
B.
Peliputan
Media dan Biaya yang Besar
Sejak
Tahun 2010, pendakian Gunung Binaiya memakan biaya yang besar. Selain biaya
transportasi dari Kota Ambon ke lokasi pendakian, pendaki juga akan
mengeluarkan biaya yang besar dari desa terakhir sampai di puncak. Biaya-biaya
itu antara lain adalah biaya adat, buku tamu, penginapan, pemandu, serta
pengangkutan barang yang jika ditotal lebih dari satu juta rupiah. Peraturan
ini mulai berlaku pada akhir tahun 2010, dan berlaku bagi siapa saja yang
hendak melakukan kegiatan di lokasi tersebut. Menurut sumber dari
organisasi-organisasi pecinta alam di Ambon, lahirnya peraturan tersebut
dikarenakan kegiatan peliputan budaya yang dilakukan oleh sebuah media di
daerah tersebut. Untuk melancarkan kegiatannya maka media tersebut mengeluarkan
banyak uang tanpa diminta untuk mendukung kegiatan mereka. Sebelum media masuk,
para pendaki yang biasanya melakukan kegiatan di gunung ini tidak menegeluarkan
biaya sedikit pun, cukup dengan barter barang, sudah bisa menggunakan jasa
orang setempat untuk menemani naik ke puncak gunung.
C. Akses Mencapai Lokasi
Untuk mecapai perjalanan menuju Gunung
Binaya anda dapat melalui perjalanan lewat darat dapat dilakukan dari Ambon ke Tulehu dengan waktu
tempuh 45 menit. Selanjutnya dari Tulehu ke Amahai dapat dicapai dengan long
boat cepat yang memerlukan waktu 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Amahai ke
Tehoru dilakukan lewat jalan darat selama kurang lebih 3 jam lamanya.
Sumber :
1. id.wikipedia.org
Budaya Masyarakat Seram Selatan
Kita tahu
bahwa Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung lama bahkan
turun-temurun diwariskan dari generasi kegenerasi sehingga membentuk
norma-norma dalam masyarakat yang mengatur perilaku dari warga masyarakat di
suatu daerah. Dalam adat istiadat terkandung serangkaian nilai yang dipelihara
dan dijaga keluhurannya sehingga menjadi pandangan hidup dan tumbuh menjadi
keyakinan dalam masyarakat kita di Seram Selatan Khususnya di Kecamatan Tehoru
dan Teluti yang berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Apa sih Kebudayaan Yang Hidup Di Seram Selatan
Kalau kita perhatikan pola kebudayaan masyarakat Seram
selatan khususnya di Dua Kecamatan ini yakni Tehoru dan teluti yang dari dulu
sampai sekarang masih terpelihara sampai sekarang, kalau penulis ceritakan
semua bisa-bisa 1001 malam baru selesai menulis artikel ini. Jadi saya ambil
garis-garis besarnya saja.
Pola kehidupan masyarakat desa sangat intim antara
individu dengan individu yang lain. Seperti ketika sebuah keluarga tertimpa
musibah, misalnya salah satu keluarganya meninggal dunia. Maka tanpa adanya
sosialisasi pun mereka dengan sendirinya ikut merasakan kesedihan keluarga
tersebut atau ikut simpati. Bukti konkrit dari hal tersebut adalah dengan
adanya tahlilan pada hari ketiga setelah meninggalnya salah satu keluarga,
kemudian tahlilan hari ketujuh, dan tahlilan hari ke empat puluh.
Hal demikian merupakan wujud kepedulian masyarakat
desa yang begitu tinggi dengan sesamanya. Sampai sekarang fenomena tersebut
masih berlaku di Setiap desa yang ada di Kecamatan Tehoru maupun dikecamatan
Teluti. Oh ya Tidak hanya rasa simpati yang ditunjukkan masyarakat desa, namun
gotongroyong dalam pembangunan rumah sebuah keluarga, masyarakat yang lain
tanpa dimintai pertolongan mereka akan membantu dengan ikhlas. Contoh lain juga
dalam hal gontongroyong misalnya kerja sisi kelapa, kerja bakti yang diadakan
oleh kampung, hajatan si kecil khitanan dan pernikahan yang dimana masyarakat
berbondong-bondong mendirikan sabua (tenda)sampai dengan dekorasi ruangan, bagi
ibu-ibu dan para gadis membantu menyediakan hidangan untuk disantap hari H dan
malamnya ditutup dengan acara melantai bersama atau joget(kalau acara joget sih
penulis biar tidak diundang datang sendiri bahkan yang paling duluan
datangnya,,hehehe) serta masih banyak lagi contoh yang belum sempat penulis
utarakan.
Prinsip Kepedulian inilah yang membuat hubungan sosial
pada masyarakat di pedesaan menjadi terjaga sehingga mempersatukan masyarakat
punya hubungan silaturahmi dan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama semakin
erat tiap generasi karena rasa sodaritas yang tinggi dalam kehidupan masyarakat
terhadap sesama.
Sumber:
1. Opini Penulis
Friday, August 21, 2015
lagu Merana Voc. HITUNUSA GRUOP
Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)
© 2012 Musik Teluti
lagu ini merupakan bentuk kekecewan terhadap seorang pasangan yang tidak ada keseriusan sehingga terjadi keretakan pada sebuah hubungan kedua insan. semoga dengan lagu ini dapat mengobat kegalaun tersebut.
lagu Nona Tehoru Voc. Ucok feat Ghita
Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)
© 2012 Musik Teluti
Lagu nona tehoru merupakan kisah seorang pemuda yang sangat mencintai seorang perempuan Tehoru. alkisah dimulai dari pandangan pertama di Plasa Masohi namun sayang nona tehoru sudah terikat pernikahan dengan lelaki yang lain.
Lagu Bulan Purnama Voc. Ucok H
Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)
© 2012 Musik Teluti
Lagu bulan purnama ini merupakan bentuk penantian seorang kekakasih yang di nyayikan oleh abang Ucok dengan goyang khas sehingga membuat lagu ini tidak diragukan lagi untuk ditonton.
Lagu Nona Banda Boc. Androx
Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)
© 2012 Musik Teluti
Lagu ini merupakan kisah kerinduan nyong tehoru terhadap seorang nona banda yang jauh disana dan lagu ini sendiri mungkin bentuk kisah nyata dari vokalisnya sendiri.
Thursday, August 20, 2015
Gerbang Utama Memasuki Ibu Kota Kecamatan
Untuk mecapai perjalanan menujuh Ibu Kota Kecamatan yakni Tehoru, bila anda mulai star dari Kota Ambon maka perjalanan lewat darat dapat dilakukan dari Ambon ke Tulehu dengan waktu
tempuh 45 menit. Selanjutnya dari Tulehu ke Amahai dapat dicapai dengan long
boat cepat yang memerlukan waktu 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Amahai ke
Tehoru dilakukan lewat jalan darat selama kurang lebih 3 jam lamanya.
Lagu Alifuru Voc. Hitunusa Gruop
Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)
© 2012 Musik Teluti
Lagu hitunusa Gruop mengambarkan adat istiadat di Seram Selatan kecamatan Tehoru yang sangat harmonis dan persaudaran yang kekal.
lagu Tehoru Sayang Voc. Ucok Hatapayo
Lagu ini hasil karya anak negeri Tehoru, Maluku Tengan (Masohi)
© 2012 Musik Teluti
Wednesday, August 19, 2015
Kecamatan Teluti
Kecamatan Teluti merupakan Kecamatan yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah
yang 10 negeri terpisah dari kecamatan Tehoru dan Wolu sampai dengan di daulatkan
oleh Pemda Maluku Tengah di masa kepemimpinan Ir. Abdullah Tuasikal.M.Si serta Ibu Kota Kecamatan Terletak di Desa Laimu.
B. Letak Geografi
Kecamatan Teluti secara geografi berbatasan dengan Kecamatan Tehoru di sebela utara dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wernama.
C. Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Teluti +900KK (5000 jiwa) dan memiliki marga yang berbeda-beda yakni: Yapono, Wakano, Toyo,
Hayoto, Mualo, Kumkelo, Soa, Wattimena, Wattimuri, Kohonusa, Lamasano,
Tamamala, Welemuli, Walalohun, Souhoka, Marasabesi, Al-Maskati, dan lain-lain
Sumber :
wikimapia.org
Taman Terindah di Maluku
Taman Nasional Manusela
A. Pengertian Taman Nasional
Taman Nasional Manusela
adalah taman nasional yang terletak di Kepulauan Maluku, Indonesia. Gunung
Binaya, dengan ketinggian 3.027 meter, merupakan gunung tertinggi di taman ini.
Terdapat sekitar 117 spesies burung, 14 diantaranya endemik, seperti Nuri
Bayan, Kasturi tengkuk-ungu, Kakatua Maluku, Todiramphus lazuli, Todiramphus sanctus,
Philemon subcorniculatus dan Alisterus amboinensis.
Taman Nasional Manusela
merupakan perwakilan tipe ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan dataran
rendah dan hutan hujan pegunungan di Maluku. Tipe vegetasi yang terdapat di
taman nasional ini yaitu mangrove, pantai, hutan rawa, tebing sungai, hutan
hujan tropika pamah, hutan pegunungan, dan hutan sub-alpin.
Taman Nasional Manusela
dikenal sebagai objek wisata alam dengan daya tarik tersendiri dengan
pemandangan alam yang indah dan menarik serta topografi berbukit-bukit di
antaranya tepi Markele, lembah Manusela, tepi Kobipoto, dataran Mual sebelah
utara dan lembah Wae Kawa di sebelah selatan. Atraksi yang bisa dinikmati
adalah menjelajah hutan, panjat tebing, pengamatan satwa/tumbuhan.
Kawasan Taman Nasional
Manusela banyak memiliki keunikan dan kekhasan, seperti lembah Manusela dengan
pemandangan alamnya yang menarik dan keadaan iklimnya yang segar dan
menyenangkan, lembah Piliana yang kaya akan jenis kupu-kupu, Sawai dengan aneka
karang lautnya yang indah sangat cocok untuk kegiatan snorkeling.
Di kawasan Taman
Nasional Manusela banyak ditemukan bunga anggrek, bunga bangkai (Rafflesia
sp.), hutan yang khas dan indah, vegetasi alpin dan pakis endemik yang sangat
disukai rusa karena merupakan pakan rusa yang enak. Selain itu, Taman Nasional
Manusela dapat dimanfaatkan sebagai sarana/tempat penelitian lapangan karena
keanekaragaman flora dan fauna langka dan endemik, penelitian farmasi (jenis
tanaman obat-obatan) serta penelitian jenis tanaman yang merupakan makanan
alternatif bagi masyarakat.
B.
Keragaman Hayati
Beberapa jenis tumbuhan
di taman nasional ini antara lain tancang (Bruguiera sexangula), bakau
(Rhizophora acuminata), api-api (Avicennia sp.), kapur (Dryobalanops sp.),
pulai (Alstonia scholaris), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus
sp.), meranti (Shorea selanica), benuang (Octomeles sumatrana), matoa/kasai
(Pometia pinnata), kayu putih (Melaleuca leucadendron), berbagai jenis anggrek,
dan pakis endemik (Chintea binaya).
Sekitar 117 jenis
burung terdapat di Taman Nasional Manusela, dimana 14 jenis diantaranya endemik
seperti kesturi ternate (Lorius garrulus), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam
(L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis), raja udang (Halcyon lazuli
dan H. sancta), burung madu Seram besar (Philemon subcorniculatus), dan nuri
raja/nuri ambon (Alisterus amboinensis).
Burung kakatua seram
dan kalong seram (Pteropus ocularis) merupakan salah satu satwa endemik Maluku,
yang keberadaannya terancam punah di alam akibat perburuan liar, perusakan dan
penyusutan habitatnya. Satwa lainnya di taman nasional ini adalah rusa (Cervus
timorensis moluccensis), kuskus (Phalanger orientalis orientalis), soa-soa
(Hydrosaurus amboinensis), babi hutan (Sus celebensis), luwak (Pardofelis
marmorata), kadal panama (Tiliqua gigas gigas), duyung (Dugong dugon), penyu
hijau (Chelonia mydas), dan berbagai jenis kupu-kupu. Satwa marsupial yang
terancam atau sudah punah antara lain bandikot seram (Rhynchomeles prattorum).
Pulau Seram hanya
memiliki delapan jenis mamalia terestrial yang asli Seram terdiri dari tiga
jenis Marsupial, yaitu bandicoot/mapea (Rhyncomeles prattorum), Kusu/Kuskus
(Spilocuscus maculatus dan Phalanger orientalis) dan lima jenis Rodensia, yaitu
Melomys aerosus, Melomys fulgens, Melomys fraterculus, Rattus ceramicus dan
Rattus feliceus.
Di Taman Nasional
Manusela dapat dijumpai jenis mamalia yang lebih besar seperti Rusa (Cervus
timorensis), babi hutan (Sus scrofa dan S. Celebebsis), anjing liar (Canis
familiar), kucing liar (Felis catus) dan musang (Paradoxurus hermaphroditus,
Vivera tangulunga).
Ada 26 jenis kelelawar
di kawasan Taman Nasional Manusela antara lain Rousettus amplixicaudus,
Pteropus melaopogon, Pteropus ocularis dan Macroglossus minimus (Macdenald et
al., 1993).
Studi tentang reptilia
di pulau Seram masih jarang. Penelitian yang dilakukan pada Ekspedisi Operation
Raleigh di kawasan Taman Nasional Manusela menemukan 46 jenis reptilia, terdiri
dari kura-kura air tawar (1 jenis), penyu laut (4 jenis), buaya (1 jenis),
kadal (24 jenis) dan ular (17 jenis) (Edgar dan Lilley, 1993).
Tingkat endemisme
reptil di pulau Seram termasuk rendah, hanya satu jenis kadal endemik Seram,
yaitu Dibamus seramensis. Terdapat pula Soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), Dua
jenis ular Calamaria ceramensis dan Thyphlops kraai walaupun sedikit ditemukan
juga di pulau-pulau sekitarnya. Buaya (Crocodylus porousus) sering dijumpai di
sungai Wae Toluarang dan Wae Mual.
C.
Penduduk
Masyarakat desa
Manusela, Ilena Maraina, Selumena, dan Kanike, merupakan enclave di dalam
kawasan Taman Nasional Manusela. Masyarakat tersebut telah lama berada di
desa-desa tersebut, dan percaya bahwa gunung-gunung yang berada di taman
nasional dapat memberikan semangat dan perlindungan dalam kehidupan mereka.
Kepercayaan mereka secara tidak langsung akan membantu menjaga dan melestarikan
taman nasional.
D.
Monografi
Terdapat sungai-sungai
yang mengalir deras, dengan konfigurasi topografi terjal, enam buah
gunung/bukit dengan Gunung Binaya yang tertinggi (± 3.027 meter dpl).
E.
Akses Mencapai Lokasi
Taman Nasional Manusela
dapat dicapai melalui pantai Utara (Sawai dan Wahai) atau melalui pantai
Selatan (Tehoru dan Moso). Route dari Moso sangat cocok bagi yang menyukai
pendakian, karena kelerengannya sekitar 30%. Dari Ambon ke Masohi menggunakan
ferry setiap hari sekitar delapan jam, dilanjutkan ke Saka menggunakan mobil
sekitar dua jam, dan ke Wahai menggunakan speed boat sekitar dua jam. Atau,
dari Ambon ke Wahai menggunakan kapal laut sekitar 24 jam (3 x seminggu). Dari
Masohi ke Tehoru menggunakan kapal motor sekitar sembilan jam, dilanjutkan ke
Moso dan Desa Saunulu.
Untuk lebih detail
perjalanan menuju Taman Nasional Manusela (TNM) dapat diuraikan sebagai
berikut:
- Perjalanan lewat darat dapat dilakukan dari Ambon ke Tulehu dengan waktu tempuh 45 menit. Selanjutnya dari Tulehu ke Amahai dapat dicapai dengan long boat cepat yang memerlukan waktu 1 jam 45 menit. Perjalanan dari Amahai ke Tehoru dilakukan lewat jalan darat selama 3 jam selanjutnya diteruskan dengan speed boat ke Saunulu/Mosso selam 30-60 menit. Pengunjung dapat pula memilih rute perjalanan darat menuju taman nasional bagian utara. Rute ini ditempuh dari Amahai ke Saleman melewati Masohi yang membutuhkan waktu 3 jam dilanjutkan dengan speed boat menuju Wahai yang memakan waktu 2 jam.
- Lewat pantai selatan, TNM ditempuh melalui kota Ambon ke Tehoru-Saunulu-Mosso dengan kapal motor yang memakan waktu 9 jam. Jadwal kapal motor berjalan adalah 4 kali dalam seminggu. Perjalanan selanjutnya ke lokasi taman nasional hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki.
- Perjalanan memasuki TNM dari Saunulu/Mosso dilakukan dengan jalan kaki melalui jalan setapak dan mendaki tebing-tebing pegunungan sehingga pemandu dan pembawa barang sangat diperlukan.
- Dari sisi utara, kawasan TNM dapat ditempuh melalui jalan trans-Seram dari Wahai ke Sasarata. Rute ini dapat dilalui roda empat. Selanjutnya dari Sasarata menuju kawasan taman nasional bagian tengah/selatan dapat ditempuh dengan jalan kaki menuju jalan setapak yang menghubungkan Kaloa-Hatuolo Maraina, dan Manusela. Perjalanan ini memerlukan waktu kurang lebih 2 hari.
- Dari Ambon ke Saleman-Wahai dapat ditempuh dengan menggunakan kapal motor yang memakan waktu 24 jam. Kapal motor ini memiliki jadwal perjalanan 3 kali seminggu. Perjalanan dari Wahai ke lokasi taman nasional dapat ditempuh dengan jalan kaki
- Apabila pengunjung membawa kendaraan roda empat, perjalanan dilakukan dari Ambon ke Liang dengan waktu tempuh ± 1,5 jam. Selanjutnya dari Liang ke Kairatu ditempuh selama ± 2 jam dengan menggunakan ferry. Dari Kairatu ke Saka ditempuh dengan jalan darat selama ± 3,5 jam.
- Rute terbaru untuk menuju Taman Nasional bagian utara yaitu dari Ambon bisa langsung menggunakan pesawat Merpati jenis twin otter Menuju ke Wahai, dari Wahai ke Sasarata dan selanjutnya perjalanan dilakukan dengan jalan kaki menuju kawasan.
F.
Potensi Wisata
1.
Tepi
Merkele, Tepi Kabipoto, Wae Kawa
Cocok untuk yang hobi Menjelajahi hutan, panjat tebing, pengamatan
satwa/tumbuhan.
2.
Pasahari
Merupakan tempat pengamatan satwa rusa dan burung.
3.
Wai
Isal
Lokasi yang cocok untuk Berkemah, menjelajahi hutan, pengamatan
satwa/tumbuhan.
4.
Pilana
Lokasi untuk pengamatan kupu-kupu dan menjelajahi hutan.
5.
Gunung
Binaya
Surga
bagi yang hobi dalam bidang pendakian, menjelajahi hutan dan air terjun.
Sumber :
1. id.wikipedia.org
2. wisatamaluku.wordpress.com